MAKALAH
SISTEM TERDISTRIBUSI
(NAME SERVICE)
OLEH:
KELOMPOK 9
DWI ANGGRENI SAFITRI AR
1329041047
FIRDAYANTI BAKRI 1329041009
ADILLAH 1329042015
PENDIDIKAN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER
PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRO
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
2015
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah
SWT yang telah memberikan rahmatserta karunia-Nya kepada kami sehingga kami
berhasil menyelesaikan makalahini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang
berjudul “NAME SERVICE” Makalah ini berisikan
tentang informasi Pengertian NAME SERVICE atau yang lebih
khususnya membahas penerapan Name Service dalam Sistem Terdistribusi.
Diharapkan Makalah ini dapat memberikan
informasi kepada kita semua tentang Name Service.Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik
dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, kami sampaikan terima kasih
kepada semua pihak yang telah berperanserta dalam penyusunan makalah ini dari
awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa
meridhai segala usaha kita. Amin.
Makassar, 10 Mei 2015
Penyusun
PEMBAHASAN
NAME
SERVICE
Name Service dalam Sistem Terdistribusi merupakan
layanan penamaan yang berfungsi untuk menyimpan naming context, yakni kumpulan
binding nama dengan objek, tugasnya untuk me-resolve nama.
Pengaksesan resource pada sistem terdistribusi yang
memerlukan:
§ Nama resource (untuk pemanggilan),
§ Alamat (lokasi resource tsb),
§ Rute (bagaimana mencapai lokasi tsb).
Name Service memiliki konsentrasi pada aspek penamaan,
dan pemetaan antara nama & alamat, bukan pada masalah rute, yg dibahas di
Jaringan Komputer. Resource yang dipakai dalam Name Service adalah: komputer, layanan, remote object,
berkas, pemakai.
Contoh naming pada aplikasi sistem terdistribusi:
·
URL untuk mengakses suatu
halaman web.
·
Alamat e-mail utk komunikasi
antar pemakai.
Konsep Penamaan
1. Tekstual nama (dibaca manusia)
w Digunakan untuk mengidentifikasi layanan individu,
orang
w atau kelompok orang atau benda
·
email domain
(jika ada beberapa mail exchanger)
2. Numeric alamat (mengidentifikasi lokasi obyek)
w Mencari sumber daya individu, misalnya 193.206.186.100
(alamat IP host)
w Kasus khusus: alamat kelompok, misalnya multicast
dan broadcast alamat : multicast IP, ethernet
3. Obyek pengidentifikasi
w “murni” nama (pola bit), biasanya numerik dan
besar
w Tidak pernah digunakan kembali (termasuk
timestamp)
w Digunakan untuk keperluan identifikasi
Tidak ada perbedaan nyata antara nama dan alamat.
Keduanya harus mendongkrak untuk memperoleh tingkat rendah data atau resolusi
nama.
Contoh naming pada aplikasi sistem terdistribusi
a. File system
-
Nama file
peta ke file
b. RMI registri
-
Mengikat
obyek remote ke nama simbolik
c. DNS (Domain Name service)
-
Nama domain
peta ke alamat IP
-
URL untuk
mengakses suatu halaman web
-
Terukur,
dapat menangani perubahan
d. X.500/LDAP layanan direktori
-
Nama
memetakan seseorang untuk alamat email, nomor telepon
e. Alamat email untuk komunikasi antar pemakai
Tujuan dari Penamaan
Ø Identifikasi
Ø Seorang pemakai menginginkan obyek/layanan A, bukan obyek/layanan B.
Ø Memungkinkan terjadinya sharing
Ø Lebih dari satu pemakai dapat mengindentifikasikan resource
dengan nama yang sesuai (tidak harus
nama yang sama).
Ø Memungkinkan location independence:
Ø Perubahan lokasi tidak menuntut perubahan nama, asalkan lokasi tidak
menjadi bagian dari nama resource tsb.
Ø Memberikan kemampuan keamanan (security)
Ø Jika sebuah nama dipilih secara acak dari himpunan besar interger,
maka nama tsb hanya bisa diketahui dari legitimate source, bukan dari
menebak. Jadi jika seseorang mengetahui nama obyek tsb, maka dia memang
diberitahu, karena sulit sekali menebak nama tsb.
Dalam rangka memenuhi kebutuhan
tersebut, sebuah name server setidaknya dapat menerapkan mekanisme berikut :
Partitioning
·
Tidak ada
satu name server yang dapat menyimpan seluruh nama dan atribut untuk seluruh
jaringan.
·
Data nama
dipartisi berdasarkan domain
Replication
·
Sebuah domain
biasanya memiliki lebih dari suatu name server
·
Untuk
meningkatkan availability dan performance
Caching
·
Sebuah name
server dapat melakukan mekanisme caching terhadap data nama dari name server
·
Hal ini
dilakukan untuk mencegah operasi permintaan sama berulang-ulang
Contoh penamaan yang memberikan kemampuan keamanan
Nama dipilih secara acak dari 128 bit
integer, maka ada sekitar 3 x 1038 nama yang berbeda. Jika sekumpulan obyek
membutuhkan nama yang unik, dan di generate 1 juta dalam 1 detik selama 100
tahun, maka pada akhirnya akan ada sekitar 3 x 1015 obyek(nama). Proporsi nama
yang dipakai, jauh lebih kecil dari keseluruhan nama yang tersedia.
Probabilitas benar dalam menebak nama obyek tersebut adalah 1:1023. Jika dalam
1 detik dilakukan 1 juta tebakan, maka diperlukan sekitar 1010 tahun untuk
menebak nama yang benar.
v Pure name : nama yang
tidak perlu di terjemahkan, karena pada nama tersebutsudah menunjuk alamat
objek langsung. Contoh : IP
v non-pure name dalam nama
mengandung suatu informasi (misalnya atribut)tentang suatu objek. Contoh : URL,
alamat email, X.500 Directory Service, IOR ( Interoperability Object Reference ).
Name Resolution, Binding,
Attributes
w Name resolution:
–
Nama ditranslasikan ke data ttg resource/object
tsb.
w Binding:
–
Asosiasi
antara nama & obyek.
–
Biasanya
nama diikat (bound) ke attributes dr suatu obyek.
w
Address: atribut kunci dari sebuah entitas dalam sistem
terdistribusi
w Attribute:
–
Nilai
suatu object property.
Contoh:
• DNS : memetakan dari nama ke atribut alamat IP
host
• X.500 : memetakan suatu nama seseorang ke beberapa
atribut, seperti email ,telepon,
dan sebagainya.
• CORBA Naming
Service yang memetakan nama remote objek ke
remote object reference
Composed Naming Domains to
access a resource from a URL
URL
(Uniform Resource Locator ) merupakan suatu tipe khusus URI (Uniform Resource Identifier ).
Tipe lainnya adalah URN (Uniform Resource
Name). Idedengan adanya URN
adalah user dapat melakukan query berdasar URN untuk mendapatkan URL objek. URC (Uniform
Resource Characteristics ) merupakansubset dari URN untuk mendeskripsikan suatu sesumber Web dengan
suatuatribut, contoh 'author=budsus', 'keywords=sister,...'
Contoh bentuk URL
• Pada RFC 1738, penamaan dengan URL
dapat mendukung beberapa protokol berikut :
"http://" host [
":" port] ["/" path] [ "?" search]
"ftp://" [user
":" password "@" host] [":" port] *[
"/" directoryname][ "/" filename]
Contoh Bentuk URN
Ø urn:nameSpace:nameSpace-specificName.
Ø Contoh : urn: ISBN:0-201-62433-8
Ø Contoh : urn:dcs:gormenghast.ac.uk:TR2000-56
Jenis Nama
w User names:
–
Dibuat
oleh pemakai (user).
–
Merujuk
pada suatu obyek atau layanan.
–
Terdiri
dari strings of characters.
–
Contoh:
hp201 untuk pencetak, ~bettyp/tmp/test.c untuk berkas.
w System names:
–
Terdiri
dari bit string.
–
Internal
untuk sistem, tidak ditujukan untuk manusia.
–
Lebih
compact dari user names, sehingga dapat dibandingkan dengan lebih
efisien.
Struktur
Nama
w
Primitive/flat names (Unique
Identifiers = UIDs)
–
Tanpa struktur internal, hanya string of bits.
–
Digunakan utk perbandingan dengan UID lain.
–
Tidak membawa informasi lain -> pure names.
–
Sangat berguna & banyak digunakan karena:
•
Location & application independent, shg
tidak menjadi masalah bagi mobilitas obyek.
•
Seragam, fixed size.
•
Compact: mudah disimpan, di-pass,
& jika cukup besar menjadi sulit ditebak.
w
Partitioned Names (PN)
–
Komposisi dari beberapa nama primitif, biasanya
disusun secara hirarkis.
–
Contoh: telaga.cs.ui.ac.id,
/cs/docs/akademik/SisDis/naming.ppt.
–
Membawa informasi -> impure names.
–
Biasanya tidak secara unik mengidentifikasikan
obyek, beberapa nama bisa dipetakan ke satu obyek (e.g. UNIX file links).
w Descriptive
names (DN)
–
Daftar atribut yang secara bersama-sama
mengidentifikasikan obyek secara unik.
–
Membawa informasi -> impure names.
–
DN adalah superset dari PN.
–
E.g. OSI X.500 directory service.
•
Directory Information Tree (DIT) X.500 name
tree
•
Directory Information Base (DIB):
w The entire
directory structure, including the data associated with the nodes.
Name Contexts
w
Nama selalu diasosiasikan dengan konteks, yang
mendefinisikan di mana nama tsb valid.
w
Ada 2 macam konteks:
–
Universal context:
•
Di manapun nama digunakan, nama di-resolved
dengan cara yang sama.
•
Dapat disalin dari mesin ke mesin dengan bebas.
•
Contoh: http://www.cs.ui.ac.id/index.html.
–
Relative context:
•
Context dependent.
•
Contoh: ‘a/b/c’, ‘b/c’ resolvable pada konteks ‘a’. Sedangkan pada node yang
berbeda, ‘a/b/c’ dapat merujuk pada hal yang berbeda pula.
Apakah
yang Diharapkan dari Fasilitas Penamaan
w
Efisien, karena fasilitas penamaan merupakan dasar
pada sisdis & digunakan secara terus menerus.
w
Terdistribusi. Renungkan jika UIDs dibangkitkan oleh
centralized generator.
–
Bottleneck.
–
Node tempat generator tsb mengalami
kegagalan.
w
Tampak seperti global space, tidak tergantung
konektifitas, topologi, dan lokasi obyek.
w
Mendukung pemetaan 1:many antara nama &
obyek, untuk memungkinkan multicast.
w
Mendukung dynamic relocation of objects, jika
obyek/proses potensial untuk mobile (berpindah-pindah). Jadi diperlukan dynamic
binding antara nama & alamat, juga antara alamat & rute.
w Memungkinkan
local aliases, shg pemakai dapat mengekspresikan interpretasi semantik
mereka thdp suatu obyek. Tentu saja diperlukan pemetaan antara aliases
dan full names.
Lokasi Resource
Lokasi Resource harus
memiliki Broadcast ke semua name servers. Yang berarti berfungsi melaporkan
seluruh response (positif & negatif) yang kemudian lalu lintas
menjadi sibuk. Lokasi resource hanya melaporkan positive response.
•
Nama unik merupakan keharusan.
Kenapa?
•
Tidak scalable: Masih
bisa ditolerir untuk LAN, tapi bagaimanakah pada sistem yang lebih luas?
Name lists.
Name Lists terdiri dari 2 komponen yaitu
§ Name agents:
Name agents berada di client,
bisa 1 name agent per client atau 1 name agent digunakan
oleh beberapa clients. Name agents menjadi perantara antara client
dan name server. Contoh: resolver pada Domain Name Service
(DNS).
§ Name servers.
Name agents menggunakan basis data
terdistribusi yang terdiri dari tuples <nama, lokasi, [atribut]>.
Contoh atribut: jika resource adalah printer, maka atribut dapat
menyatakan apakah obyek dapat melakukan pencetakan postcripts atau
tidak.
Fungsi Name Agents
Fungsi Name Agents Memastikan bahwa lokasi name
servers terlihat transparan bagi client programs. (Menyembunyikan
lokasi name server). Fungsi Name Agents ‘Berbicara’ dalam
protokol komunikasi yang dimengerti name server. Name Agents
mengetahui bagaimana name space diatur, sehingga tahu ke manakah suatu request
harus dikirim untuk memperoleh informasi lokasi. Juga untuk melakukan negosiasi
kompabilitias atau availability sumber daya (resource),
berdasarkan atribut.
Name Servers
Name Servers menyimpan
pemetaan nama ke alamat untuk setiap obyek dalam sistem, I.e. melalui tuples <nama, lokasi,
[atribut]>. Hal penting yang harus dimiliki: Availability, Resilience
to failure, Konsistensi, Kecepatan menerima pengaruh perubahan name
lists, Kemudahan mengkompilasi list of objects (resources).
Beberapa bentuk Name List:
Ø Tersentralisasi.
Ø Tereplikasi penuh.
Ø Tereplikasi sebagian (menggunakan cache).
Name List - Tersentralisasi
Adalah Name list yang berada pada satu mesin.
§ Kelebihan:
–
Layanan cukup dilakukan dengan
melihat name lists.
–
Waktu yang dibutuhkan antara
registrasi obyek & saat obyek tsb dapat diakses, sangat singkat.
–
Mudah untuk memperoleh daftar
obyek aktif.
§ Kekurangan:
–
Poor resilience: jika node crash, terjadilah malapetaka.
–
Kemacetan (congestion)
membatasi availability.
Name List - Tereplikasi Penuh
Digunakan untuk mengatasi kekurangan name list tersentralisasi.
§ Masalah:
–
WRITE:
•
Untuk menjaga konsistensi, jika
name list direplikasi, maka setiap perubahan harus terefleksi di semua copy.
•
Bagaimana jika saat perubahan
dicatat, ada sebagian replika yang tidak dapat dihubungi (link or node
failures)?
–
READ:
•
Bagaimana jika informasi yang
diperoleh ternyata sudah usang, atau ada beberapa replika yang tidak dapat
diakses?
§ Solusi:
–
Sebuah name server
dipilih sebagai master, dan selalu merefleksikan secara akurat state
of the world.
–
Name servers lainnya bertindak sbg pemberi petunjuk (hint), yang belum
tentu benar.
–
Propagasi informasi antara
master dan replika dilakukan saat ‘sepi’.
§ Diperlukan beberapa asumsi
yaitu
–
Data penamaan tidak sering
berubah, sehingga ketidakkonsistenan relatif jarang terjadi. Tergantung dari
aplikasi, cukup akurat untuk mail system tapi tidak untuk sistem
berbasis obyek yang sangat dinamis.
–
Jika dipakai data yang usang,
maka akan terjadi error yang dapat diatasi.
Contoh: Buku telepon yang memuat no telp yang tidak
terpakai lagi.
Error &
penanganannya?
–
Tidak ada masalah jika dipakai
data usang.
Contoh: forward pada alamat e-mail yang lama.
§ Kelebihan:
–
Tidak perlu suatu central
name server, di mana seluruh station tergantung pada name server
tsb.
–
Masih relatif mudah memperoleh
daftar obyek dalam suatu jaringan, di mana suatu name list berisi
informasi yang dibutuhkan.
–
Availability meningkat, shg lokasi obyek dapat ditemukan lebih cepat dari name
list tersentralisasi.
§ Kekurangan:
–
Menggunakan lebih banyak
memori.
–
Potensial timbul masalah
ketidakkonsistenan.
–
Pada beberapa jaringan,
broadcast packet ke replika sangat meningkatkan overhead jaringan.
Name Server - Tereplikasi Sebagian
Name Server yang tereplikasi sebagian adalah sebagian
name lists disimpan dalam cache setiap mesin. Hal ini memerlukan
mekanisme petunjuk (hint), yang biasanya benar. Tidak ada master copy,
sehingga dapat timbul masalah yaitu seberapa besar cache atau menekah nama yang
harus dihapus dari cache untuk menjaga konsistensi.
Name Server - Tereplikasi
Sebagian biasanya umum digunakan pada sistem berbasis obyek. UID juga merupakan
nama obyek. Petunjuk lokasi disimpan dalam nama tersebut, untuk menghindari
seringnya berkonsultasi dengan name server. Petunjuk dari Name Server
- Tereplikasi Sebagian harus dapat diandalkan. Jika sebuah obyek berpindah,
maka setiap reference harus diubah satu persatu.
Name Resolution
Yaitu diberikan nama obyek , temukan obyek tersebut.
Simpan semua nama di setiap name server. Partisi basis data penamaan (naming
database) dapat dilakukan berdasarkan:
§ Algoritma:
–
Tergantung dari nilai sebuah
fungsi hash.
–
Tidak tergantung pada struktur
dan lokasi obyek.
§ Sintaks:
–
Contoh: telaga.cs.ui.ac.id.
§ Atribut.
–
Proxy dapat menyimpan pointer migrasi suatu obyek.
Non-recursive and
Recursive
Server-controlled
Navigation
Rekursif
Adalah aktifitas berpindah dari server ke server,
shg nama selalu di-resolve dalam konteks yang baru. Multiple servers
transparan bagi name agent. Agent tidak sibuk. Servers
harus menyimpan return address untuk setiap outgoing lookup, dan
secara keseluruhan bekerja keras. Bagaimana jika rasio antara agent &
server cukup besar?
Iterative Navigation
Agent tetap memegang
kendali proses resolusi sebuah nama. Server mengembalikan status
resolusi dan alamat server yang harus dihubungi selanjutnya. Agent
bekerja lebih keras dari cara pertama, dan perlu sedikit pintar.
Transitive Navigation
Transitive Navigation hampir sama dengan resolusi
rekursif. Return address dari agent diteruskan oleh server, sehingga
jika informasi lokasi obyek ditemukan, informasi tersebut langsung diteruskan
ke agent. Kelebihan: berkurangnya pengiriman pesan, server tidak
perlu menyimpan status on going
resolution. Kekurangan: pengirim tidak menerima ACK.
KESIMPULAN
Dalam sistem terdistribusi, nama digunakan
untuk menunjuk ke suatu sesumber yang beragam dan tersebar seperti
komputer, layanan (services), file, remoteobject,
use.
Nama memfasilitasi
·
komunikasi
: nama domain sebagai bagian dari email
·
resource
sharing : nama domain internet.
Proses tidak dapat mengakses suatu sesumber,
jika sesumber tersebut tidak diberi nama. Kebutuhan akan penamaan tersebut
memicu munculnya layanan penamaan (Naming Services ) yang menyediakan mekanis medan
struktur penamaan objek itu sendiri. Contoh : DNS (Domain Name Service),dan
juga kebutuhan untuk pencarian objek berdasar nama dan juga atribut
objek itu sendiri ( Directory Service).
Suatu nama akan diterjemahkan ke dalam
suatu data tentang sesumber atau objek yang
dimaksudkan. Gabungan antara objek dan nama disebut binding, Name
Service dalam Sistem Terdistribusi merupakan layanan penamaan yang
berfungsi untuk menyimpan naming context , yaitu
sehimpunan keterkaitan antara nama dan atribut
objek (binding), seperti user , komputer, services dan remote object ,
tugasnya untuk me-resolve nama. Name Service memiliki konsentrasi
pada aspek penamaan, dan pemetaan antara nama & alamat, bukan pada
masalah rute, yg dibahas di Jaringan Komputer.
Resource yang dipakai dalam Name
Service adalah: komputer, layanan, remote object , berkas, pemakai. Contoh naming pada aplikasi sistemterdistribusi: URL
untuk mengakses suatu halaman web dan Alamat e-mail utk komunikasi antar
pemakai.
DAFTAR PUSTAKA
Iwan.
2010 ”Name service”. http://iwan.staff.gunadarma.ac.id. Diakses 10
Mei 2015
Rahman.2011
“Sistem Terdistribusi”. http://blogerahman.staff.unisbank.ac.id. Diakses 10 Mei 2015
0 komentar:
Posting Komentar